Squid Game dan Bisnis di Balik Serial Netflix yang Viral

Rihabassyarifain.com - Dalam dunia bisnis hiburan, keberhasilan sebuah serial bukan hanya dinilai dari jumlah penonton, tetapi juga dari pengaruh budaya, strategi pemasaran, dan nilai ekonomi yang diciptakan. Salah satu contoh terbaik dalam beberapa tahun terakhir adalah Squid Game, serial asal Korea Selatan yang menjadi fenomena global melalui platform streaming Netflix. Tak hanya menarik dari sisi cerita, Squid Game juga membuka mata dunia tentang bagaimana bisnis di balik industri film bekerja dengan sangat strategis dan efektif.



Squid Game dan Bisnis di Balik Serial Netflix yang Viral

Salah satu tempat terbaik untuk mengikuti kabar terbaru dan mendalam seputar drama Korea serta serial populer seperti ini bisa Anda lihat di sini. Situs tersebut menyediakan berbagai informasi lengkap seputar K-Drama, termasuk ulasan, rekomendasi, hingga analisis mendalam dari sudut pandang penonton dan pengamat industri.

Strategi Produksi: Investasi Besar untuk Dampak Besar

Squid Game sejatinya bukan proyek dadakan. Penulis dan sutradara Hwang Dong-hyuk pertama kali menulis naskahnya pada 2008. Namun, baru pada 2019, Netflix menyetujui proyek ini sebagai bagian dari strategi mereka untuk memperluas konten orisinal Asia. Ini adalah contoh klasik bagaimana kesabaran, visi kreatif, dan ketepatan waktu bisa menjadi pilar penting dalam bisnis hiburan.

Netflix melihat potensi besar dari pasar Asia, terutama Korea Selatan yang terkenal dengan kualitas produksi dramanya. Investasi mereka ke dalam proyek ini—dilaporkan mencapai sekitar 21 juta dolar AS—membayar dengan sangat baik. Squid Game menjadi serial pertama yang menempati posisi nomor satu di 94 negara, dan ditonton lebih dari 142 juta akun hanya dalam 4 minggu pertama penayangannya.

Pemasaran dan Efek Viral yang Tak Terbendung

Keberhasilan Squid Game tidak lepas dari strategi pemasaran digital yang luar biasa. Netflix memanfaatkan kekuatan media sosial dan algoritma mereka sendiri untuk memaksimalkan exposure. Cuplikan adegan ikonik, visual mencolok dari seragam penjaga merah dan topeng geometris, serta konsep permainan anak-anak yang berubah mematikan menjadi bahan bakar utama viralitasnya.

Lebih dari sekadar tontonan, Squid Game menjadi fenomena budaya. Tantangan-tantangan bertema Squid Game muncul di TikTok, meme menyebar di Twitter, bahkan kostum karakternya laris manis menjelang Halloween. Di sinilah nilai bisnis sesungguhnya terlihat: ketika produk hiburan menciptakan spin-off economy melalui merchandise, lisensi, dan promosi lintas industri.

Salah satu ulasan paling menarik yang bisa Anda baca tentang serial ini ada di halaman Serial Netflix yang Viral. Artikel tersebut memberikan tinjauan komprehensif tentang aspek cerita, karakter, dan nilai moral yang dikandung Squid Game, serta mengulas apakah serial ini layak untuk ditonton dari perspektif penikmat K-Drama maupun penikmat cerita sosial dystopia.

Monetisasi di Era Streaming

Jika dibandingkan dengan film layar lebar tradisional, serial seperti Squid Game menunjukkan bagaimana monetisasi di era streaming menjadi jauh lebih kompleks namun potensial. Netflix tidak meraih keuntungan langsung dari iklan, tetapi dari langganan. Jadi, ketika serial seperti Squid Game berhasil menarik jutaan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama, itu adalah ROI (Return on Investment) yang sangat besar.

Laporan menyebutkan bahwa serial ini menghasilkan nilai lebih dari 900 juta dolar AS untuk Netflix, hanya dengan biaya produksi sekitar 21 juta. Margin ini menunjukkan bagaimana konten berkualitas tinggi yang dikombinasikan dengan strategi distribusi global dapat memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.

Kolaborasi Lintas Negara dan Potensi Global

Dunia hiburan kini tidak lagi terbatas pada pasar lokal. Kolaborasi lintas negara seperti yang dilakukan Netflix dengan produser Korea Selatan adalah bagian dari tren globalisasi konten. Di masa lalu, mungkin sulit membayangkan serial berbahasa Korea menjadi tontonan utama masyarakat di Eropa, Amerika, dan Amerika Latin. Namun, Squid Game membuktikan bahwa jika kontennya kuat, batasan bahasa dan budaya bisa dilampaui.

Bagi pelaku bisnis film, ini adalah peluang besar. Tak hanya Korea Selatan, negara-negara lain juga mulai dilirik untuk menyuplai konten orisinal berkualitas tinggi. Ini menciptakan ekosistem hiburan yang semakin kompetitif dan terbuka.

Pelajaran Bisnis dari Squid Game

  1. Kekuatan Cerita Lokal yang Relevan Secara Global
    Squid Game mengangkat isu utang, ketimpangan sosial, dan sistem ekonomi yang menindas—isu universal yang bisa dirasakan oleh banyak orang di berbagai belahan dunia.
  2. Timing adalah Segalanya
    Ketika dirilis, dunia tengah berada dalam kondisi pandemi dan banyak orang mencari hiburan yang memicu emosi dan refleksi sosial. Waktu rilis yang tepat sangat memengaruhi keberhasilannya.
  3. Visual dan Branding Sangat Penting
    Desain visual Squid Game—dari arsitektur permainan hingga kostum—dirancang sangat ikonik. Ini bukan hanya estetika, tetapi strategi branding yang melekat di benak audiens.
  4. Monetisasi Tak Langsung
    Tidak semua keuntungan datang dari tiket atau iklan. Squid Game menunjukkan bagaimana satu karya bisa menggerakkan ekonomi pendukung: merchandise, lisensi, bahkan pariwisata (beberapa lokasi syuting kini menjadi destinasi wisata baru).
  5. Membangun Koneksi Emosional
    Serial ini tidak hanya menampilkan aksi brutal, tetapi juga memperkenalkan karakter-karakter yang membuat penonton terhubung secara emosional. Ini membuat audiens bertahan dan membicarakannya lebih lama.

Penutup

Industri film dan serial telah berubah drastis dalam satu dekade terakhir. Dari layar bioskop ke layar ponsel, dari distribusi lokal ke global, dan dari alur cerita linier ke semesta cerita yang berlapis. Squid Game adalah salah satu contoh paling sukses dari transformasi tersebut. Bukan hanya karena ceritanya yang kuat, tapi karena bagaimana bisnis di baliknya dirancang dengan strategi jitu.

Bagi para pelaku bisnis, kreator, maupun pecinta film, ini adalah momen untuk belajar bahwa industri hiburan bukan hanya soal kamera dan akting, tapi juga soal visi, strategi, dan kemampuan membaca pasar global.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *